SERI BUKU KI AGENG SURYOMENTARAM – MUHAJI FIKRIONO

Pembacaan rentang tradisi pengetahuan ruhani kejawaan ini sangat diperlukan bukan semata untuk mendudukkan latar kultural yang memungkinkan sosok agung Suryomentaram lahir, namun juga dalam bahasa tokoh ini sendiri, agar bangsa Jawa pada khususnya, mampu, tentu dengan cadangan-cadangan kaya tersebut, merumuskan tata-sosial baru yang lebih mulia [saged tata bebrayan enggal ingkang langkung mulyo].

Karena, bagaimanapun, usaha menyelenggarakan keilmuan ruhani dari mandat kayangan dewata, punya kendala dan rintangannya sendiri, meski tradisi keilmuan ruhani ini merupakan warisan kaya yang dimiliki bangsa Jawa juga Indonesia secara umum, namun bangunan Universitas Keilmuan Diri-Ruhani di masa yang lama, menurut Ki Ageng, atapnya sudah banyak yang retak dan rompal [unipersitit kina ingkang pager-payonipun sampun sami popol].

Banyak para maha-guru dan professornya yang ikut merawat dan menjaga universitas ruhani tadi telah banyak yang terserang oleh cacing kebencian [kremi gething], serta banyak papan dan dinding kayunya tergerogoti oleh rayap ‘merasa unggul sendiri’ serta dihinggapi kesombongan [ama pambegan], sehingga urgensi pendirian universitas pengetahuan diri yang baru perlu disegerakan. Dan dalam latar seperti itulah Ki Ageng Suryomentaram hadir.

Buku karya Muhaji Fikriono ini akan mengajak anda untuk berziarah ke seluruh ajaran-ajaran penting sang filsuf Jawa ini dalam konsep diri-keinginan, pengetahuan, kesadaran, rasa-merasa kepada liyan. Mengikuti peta peninggalan Ki Ageng Suryomentaram, kita akan diajak menjelajah ke batas terdalam kemanusiaan kita sendiri.

Spesifikasi Buku:
Buku I xxxvi+229 Hlm
Buku II xxx+406 Hlm
Buku III xxx+237 Hlm